Pemilik Masa, izinkan aku sedikit bercerita
Tentang makhluk antah berantah yang tiba-tiba menunjukkan
eksistensinya.
Si hitam berjanggut keribang, penyuka laut, penikmat kopi, pemilik
suara merdu
Cerita ini tentang gemuruh langit ketika melihat dia yang pergi lantas
tinggalkan jejak bernama rindu.
Ia seperti teka-teki favoritku.
Penuh misteri.
Semakin kupikir, semakin aku merasa, aku kena candu, barangkali.
Ingin lagi. Ingin lagi.
Ia seperti laut tempat aku mengurai banyak luka.
Melihatnya aku tenang, sekaligus bergidik takut.
Palungnya, sedalam apa?
Sedikit malu aku sebenarnya, meski pada akhirnya tersusun rangkaian
kata-kata. Sajak genit tentang dia.
sajak
pertama, tentang
KAMU
Jika awan
mulai berarak malu-malu, itu pasti karena kamu.
Jika
berdebar hatiku saat melihat kamu, sudah pasti dibuat oleh Kamu.
Mulai hari
ini aku mulai belajar menyeduh kopi. Itu karena kamu.
Nah,
Kutanyakan ini padaMU, tolong beri aku jawaban jelas tanpa majas.
Bolehkah aku, menyelipkan namanya dalam lima kali sehari pertemuan-pertemuan
rutin kita?
Atau setidaknya pada percakapan-percakapan kita di penghujung malam?
Cemburukah Kamu?
Harusnya Kamu paham bahwa akhirnya aku memiliki alasan yang cukup masuk
akal untuk menyelipkan nama seorang manusia dalam percakapan kita, kan?
Boleh kah aku, meminta padaMU,
Lancarkan urusannya agar bisa segera berurusan denganku?
Bolehkah aku, merayuMU,
Agar kita bisa kumpul bertiga, dalam
percakapan-percakapan malam kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar