Selasa, 05 September 2017

Cerita pada MalamNya

Pemilik Masa, izinkan aku sedikit bercerita
Tentang makhluk antah berantah yang tiba-tiba menunjukkan eksistensinya.
Si hitam berjanggut keribang, penyuka laut, penikmat kopi, pemilik suara merdu
Cerita ini tentang gemuruh langit ketika melihat dia yang pergi lantas tinggalkan jejak bernama rindu.
Ia seperti teka-teki favoritku.
Penuh misteri.
Semakin kupikir, semakin aku merasa, aku kena candu, barangkali.
Ingin lagi. Ingin lagi.
Ia seperti laut tempat aku mengurai banyak luka.
Melihatnya aku tenang, sekaligus bergidik takut.
Palungnya, sedalam apa?

Sedikit malu aku sebenarnya, meski pada akhirnya tersusun rangkaian kata-kata. Sajak genit tentang dia.
sajak pertama, tentang
KAMU
Jika awan mulai berarak malu-malu, itu pasti karena kamu.
Jika berdebar hatiku saat melihat kamu, sudah pasti dibuat oleh Kamu.
Mulai hari ini aku mulai belajar menyeduh kopi. Itu karena kamu.
Nah,
Kutanyakan ini padaMU, tolong beri aku jawaban jelas tanpa majas.
Bolehkah aku, menyelipkan namanya dalam lima kali sehari pertemuan-pertemuan rutin kita?
Atau setidaknya pada percakapan-percakapan kita di penghujung malam?
Cemburukah Kamu?

Harusnya Kamu paham bahwa akhirnya aku memiliki alasan yang cukup masuk akal untuk menyelipkan nama seorang manusia dalam percakapan kita, kan?

Boleh kah aku, meminta padaMU,
Lancarkan urusannya agar bisa segera berurusan denganku?

Bolehkah aku, merayuMU,
Agar kita bisa kumpul bertiga, dalam percakapan-percakapan malam kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar